AKU MASIH MENCINTAINYA

AKU MASIH MENCINTAINYA
SELAMAT DATANG di SAHIRUDIN KAMBOWA

Jumat, 09 Mei 2014

laporan NON mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Pendidikan dewasa ini telah menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin terasa arti pentingnya. Namun cukup banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan pendidikan, salah satu permasalahan yang mendasar yang terjadi di dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas pendidikan.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Dunia Pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu “hidup” di abad ke-21 (Dedeng, 2001:1). Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnyalah mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu-ke waktu tanpa henti. Pelaksanaan pembaruan dalam hal ini hendaknya memperhatikan metafora John F. Kennedy yang dikutip oleh Colling (dalam Suyanto, 2003:3), yaitu “Change is a way of life. Those who look to the past or present will miss the future”. Metafora tersebut pantas diterjemahkan dalam kepentingan reformasi pendidikan kita harus tetap berpegang pada tantangan masa depan yang penuh dengan persaingan global.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya untuk mencapai tujuan umum pendidikan, penambahan secara terus menerus baik dalam segi materi, metode evaluasi harus dilaksanakan oleh semua pihak, terutama guru.
Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian intergral dari Direktorat Manajemen Dikdasmen, dituntut untuk dapat berperan aktif dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas, sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 14/2005, yang dinyatakan bahwa Direktorat Pembinaan SMA mempunyai tugas melaksanakan penyiapan baha perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya untuk mencapai tujuan umum pendidikan, penambahan secara terus menerus baik dalam segi materi, metode evaluasi harus dilaksanakan oleh semua pihak, terutama guru.
Salah satu perubahan yang terlihat jelas telah dilakukan di Indonesia yaitu telah berulang kali terjadi perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
RSBI SMA Negeri 4 Kendari merupakan salah satu sekolah yang sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia pendidikan. RSBI SMA Negeri 4 Kendari adalah salah satu sekolah yang ada di kota Kendari dan sudah banyak melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan tidak diragukan lagi akan kemampuannya.
SMA Negeri 4 Kendari sudah cukup memiliki kemampuan yang memadai yaitu didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan pelayanan pendidikan yang secara maksimal. SMA Negeri 4 Kendari tidak diragukan lagi kemampuannya untuk bersaing dengan SMA lain yang berada di Kota Kendari, sehingga tidaklah mengherankan jika sekolah ini menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional.
1.2 Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan
Usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran terus dilakukan. Termasuk dalam hal ini mata kuliah lapangan seperti Kuliah Kerja Profesi (KKP) dan praktek pengalaman lapangan (PPL) menjadi konsentrasi untuk ditingkatkan kualitasnya. Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, penyelenggaraan KKP dan PPL dilaksanakan secara terpadu yang selanjutnya disebut KKP-PPL.
Mata kuliah KKP-PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang tekait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. KKP-PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam hal pengalaman belajar, memperluas wawasan, melatih, dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Kegiatan KKP-PPL disekolah merupakan serangkaian kegiatan KKP-PPL yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa, peserta PPL yang telah dinyatakan berhasil dalam kegiatan pembimbingan dikampus. Kegiatan tersebut meliputi: 1) observasi dan Orientasi; 2) praktek mengajar; 3) partisipasi nonmengajar ; dan 4) ujian akhir praktek mengajar.
Laporan ini memaparkan salah satu kegiatan KKP-PPL di RSBI SMA Negeri 4 Kendari yaitu kegiatan praktek mengajar. Kegiatan praktek mengajar pada dasarnya adalah kegiatan pengimplementasian teori selama kuliah ditambah dengan pembimbingan PPL di dalam kampus. Dalam pelaksanaan praktek mengajar di sekolah ini, mahasiswa KKP-PPL mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru pamong. Kegiatan praktek mengajar di sekolah di bagi dalam 3 tahap kegiatan yaitu 1) praktek terbimbing yang dilaksanakan dalam 1 minggu; 2) praktek mandiri dilaksanakan selama 10 minggu; dan 3) ujian praktik dilakasanakan dalam 1 minggu.



BAB II
PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
KEGIATAN PRAKTIK MENGAJAR
2.1 Persiapan
Persiapan kegiatan praktik mengajar diawali dengan pembuatan perangkat pembelajaran dengan melengkapi administrasi mengajar seperti penyusunan RPP, pencarian buku paket yang telah dijadikan referensi oleh siswa, menyiapkan absen kelas, melihat jadwal jam belajar di masing-masing kelas serta pembagian kelas mengajar bersama teman-teman se-program studi, konsultasi dengan guru pamong, dan tentunya mental yang cukup untuk tampil mengajar. Pembuatan perangkat pembelajaran ini dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing. Pembimbingan pembuatan perangkat pembelajaran ini mulai dari Perhitungan Minggu dan Jam Efektif,  pembuatan Program Tahunan, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ). Perhitungan Minggu dan Jam Efektif,  Program Tahunan, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  serta analisis ulangan harian dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Tahap persiapan kegiatan praktik mengajar berlangsung pada minggu kedua pelaksanaan KKP-PPL di sekolah. Persiapan ini berjalan dengan lancar berkat bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing.
2.2 Pelaksanaan PPL (Praktik Terbimbing dan mandiri)
Kegiatan praktik mengajar dibagi dalam 3 tahap kegiatan yaitu praktik terbimbing, praktik mandiri, dan ujian akhir. Selama praktik terbimbing, mahasiswa mendapatkan pembimbingan dan supervisi klinis dari guru pamong. Sedangkan praktik mandiri dilakukan oleh mahasiswa setelah pelaksanaan praktik terbimbing dan dianggap mampu oleh guru pamong. Pelaksanaan praktik terbimbing dan praktik mandiri ini mulai dari tanggal 22  September 2011 sampai dengan tanggal 9 Desember. Dalam kegiatan bimbingan praktik di sekolah, mahasiswa KKP-PPL yang ditempatkan di SMA Negeri 4 Kendari mendapatkan bimbingan dari masing-masing guru pamong yang telah ditunjuk untuk tiap program studi.
Beberapa kegiatan pada bimbingan praktik di sekolah diantaranya adalah:
a)    Pelatihan Keterampilan Mengajar
Pada tahap ini, mahasiswa sebagai calon guru dapat mengintegarsikan atau menerapkan berbagai kemampuan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah yang ditempatkan di bawah bimbingan guru pamong. Fokus utama dalam latihan keterampilan mengajar terbimbing adalah untuk persiapan mengajar yang persiapannya adalah siswa.
b)    Pelatihan Tugas-tugas Keguruan, serta Mengajar Secara Mandiri
Pelatihan keterampilan ini dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di lokasi KKP-PPL dimana tugas-tugas keguruan yang biasa dilakukan oleh guru ditambah keterampilan keahlian pribadi yang dimiliki mahasiswa.
Mahasiswa KKP-PPL diberi kesempatan secara mandiri untuk menerapkan secara utuh segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah. Namun guru pamong tetap memantau model pembelajaran yang diterapkan dengan mendiskusikan permasalahan yang ditemui mahasiswa KKP-PPL di lapangan.
c)    Pelaksanaan Ujian Akhir Mengajar
Pelaksanaan ujian akhir mahasiswa KKP-PPL dilaksanakan tanggal 4 Desember 2012 yang dihadiri oleh guru pamong yaitu Ibu Puspadewi Putri, S.Pd. dan serta diketahui oleh bapak Kepala SMA Negeri 4 Kendari yaitu Drs. Tryanto M. S., M.Pd.
2.3 Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi
2.3.1 Kegiatan Observasi Pembelajaran
Minggu pertama melakukan observasi yaitu memeriksa perangkat pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah serta mengamati kegiatan mengajar guru di kelas. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Mengobservasi pembelajaran di kelas dan observasi peserta didik dilakukan hari Rabu minggu pertama yaitu di kelas  XI IA.1 sebanyak 2 jam pelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran Langsung. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh siswa dan siswa pun menanggapinya dengan baik, sehingga mereka dapat mengerti dengan mudah apa-apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Guru juga memiliki penguasaan kelas yang cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya interaksi antara guru dan siswa, banyak siswa yang berlomba-lomba untuk menjawab ketika guru menanyakan materi yang berkaitan dengan pelajaran. Guru memberikan sanksi kepada siswa yang ribut dan hanya bermain-main, misalkan siswa disuruh  menjawab soal latihan. Banyak cara-cara guru dalam mengatasi kelas yang dalam keadaan kacau, misalnya dengan mengeluarkan  suara  yang  lantang  untuk  menenangkan ruangan kelas. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan media dengan baik serta sangat cocok dengan materi yang dibawakan. Guru menguasai materi dengan baik sehingga sebelum waktu habis pembelajaran sudah tuntas yang ditandai dengan diadakannya evaluasi pada siswa setelah menyimpulkan materi pembelajaran. hasil observasinya dapat dilihat pada tabel berikut:



Tabel : Observasi Pembelajaran Di Kelas dan Observasi Peserta Didik
No     Aspek yang diamati    Deskripsi hasil pengamatan
A    Perangkat Pembelajaran
    1    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)    Sangat baik
    2    Silabus    Sangat baik
    3    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)    Sangat baik
B    Proses Pembelajaran
    1    Membuka pelajaran    Sangat baik
    2    Penyajian materi    Sangat baik
    3    Metode pembelajaran    Sangat baik
    4    Penggunaan bahasa    Sangat baik
    5    Penggunaan waktu    Sangat baik
    6    Gerak    Sangat baik
    7    Cara memotiviasi siswa    Sangat baik
    8    Teknik bertanya    Sangat baik
    9    Teknik penguasaan kelas    Sangat baik
    10    Penggunaan media    Sangat baik
    11    Bentuk dan cara evaluasi    Sangat baik
    12    Menutup pelajaran    Sangat baik
C    Perilaku siswa
    1    Perilaku siswa di dalam kelas    Baik
    2    Perilaku siswa di luar kelas    Baik

a.    Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan observasi adalah:
1)    Kepala sekolah beserta dewan guru turut membantu mahasiswa Kuliah Kerja Profesi (KKP) di dalam pengenalan lingkungan RSBI SMA Negeri 4 Kendari
2)    Guru pamong beserta mahasiswa KKP, secara kontinu mendiskusikan tentang bagaimana proses pembelajaran yang hendak diterapkan sesuai dengan karakteristik dan keanekaragaman siswa.
b.    Faktor Penghambat
Dalam bimbingan praktek di sekolah faktor penghambatnya adalah masih kurangnya minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran sebelum materi tersebut diajarkan serta mahasiswa praktikan belum mengetahui secara pasti kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan.
2.3.2 Kegiatan Praktek Mengajar
Kegiatan praktek mengajar pada dasarnya adalah proses pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dari pelatihan kegiatan di kampus oleh dosen pembimbing dan di sekolah oleh guru pamong. Guru pamong membimbing dan mengarahkan mahasiswa KKP dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah dan mahasiswa KKP wajib melaporkan secara periodik tentang kemajuan siswa baik secara individual maupun secara kelompok dan juga pemberian bimbingan di luar jam pelajaran bila diperlukan.
a.    Pelatihan keterampilan mengajar terbimbing
Pada tahap ini mahasiswa sebagai calon guru dapat mengintegrasikan atau menerapkan berbagai kemampuan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah yang ditempatkan di bawah bimbingan guru pamong. Fokus utama dalam pelatihan keterampilan mengajar terbimbing adalah untuk persiapan mengajar yang sasaran utamanya adalah siswa. Sedangkan tugas-tugas keguruan berfokus pada pembuatan perangkat pembelajaran. Pada tahap ini mahasiswa KKP secara rutin dibimbing oleh guru pamong baik dalam hal pembuatan perangkat pembelajaran maupun saat mengajar di kelas. setelah selesai proses pembelajaran guru pamong langsung memberikan refleksi pada mahasiswa KKP. 
b. Pelatihan keterampilan tugas-tugas keguruan serta mengajar secara mandiri
Pelatihan keterampilan ini dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di lokasi KKP dimana tugas-tugas keguruan yang biasa dilakukan oleh seorang guru ditambah keterampilan keahlian pribadi yang dimiliki praktikan.
Mahasiswa peserta KKP terintegrasi PPL diberi kesempatan secara mandiri untuk menerapkan secara utuh segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah. Guru pamong secara konsisten dan kontinu mengiringi praktikan dalam pembelajaran dalam kelas serta bersama-sama praktikan membahas solusi permasalahan yang ditemui praktikan di lapangan
Selama proses pembelajaran, baik guru pamong maupun guru kelas selalu membekali mahasiswa dengan memberi arahan-arahan perbaikan pembuatan RPP, perbaikan cara mengajar mulai dari keterampilan mengelolah kelas, mengadakan variasi, berinteraksi dengan siswa dan sebagainya seperti yang tertera dalam buku panduan pelaksanaan PPL
Adapun pelaksanaan praktik mengajar di kelas sebagai berikut:
a)    Kegiatan Pendahuluan
1.    Ketika masuk kelas yang dikerjakan guru adalah melihat keadaan kelas seperti kelengkapan belajar mengajar, dan menanyakan Pekerjaan Rumah (PR) yang telah diberikan.
2.    Guru membuka mata pelajaran dengan cara apersepsi yaitu menanyakan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya, motivasi dan orientasi materi yang akan diajarkan
3.    Pada saat membuka pelajaran guru memotivasi siswa agar lebih giat belajar demi meraih cita-cita dan masa depan yang cerah
4.     Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5.    Ketika guru bersangkutan memaparkan materi, perhatian siswa dipusatkan kepada guru dan materi yang akan disajikan.
b)    Kegiatan Inti
1.    Cara guru menyajikan materi pokok pelajaran dengan menggunakan beberapa ketermpilan mengajar dan guru selalu mengaktifkan siswa
2.    Selama pelajaran berlangsung guru selalu memantau siswa apabila memberikan latihan untuk dipersentasikan di papan tulis
3.    Guru selalu mengajukan pertanyaan kepada siswa dan memberi siswa kesempatan dalam menjawab pertanyaan tersebut
4.    Selama pelajaran berlangsung siswa ada yang bertanya bila merasa kurang mengerti atau mengalami kesulitan dalam menyelesaikan latihan yang diberikan, dan suasana dalam belajarpun berjalan sebagai mana mestinya tanpa ada siswa yang mengganggu suasana belajar.
c)    Penutup
1.    Hal yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri pelajaran yaitu menarik kesimpulan
2.    Cara guru menilai hasil belajar siswa melalui tes tulisan
3.    Yang terakhir yaitu memberi tugas untuk dikerjakan di rumah dan menyampaikan materi selanjutnya.
Kesan umum terhadap kegiatan belajar mengajar secara universal, siswa sangat merespon dan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana mengajar yang cukup efisien namun ada siswa-siswa tertentu yang lambat dalam menerima pelajaran namun siswa tersebut dibimbing pada saat pemberian soal latihan.
a.    Faktor Pendukung
Dalam kegiatan praktek mengajar pada minggu ketiga sampai minggu terakhir yang menjadi faktor pendukung yang dirasakan penulis adalah guru pamong dan kepala sekolah serta guru-guru yang lain memberikan bimbingan secara intensif kepada mahasiswa praktikan dalam melaksanakan praktek mengajar di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran guru pamong memberikan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan mahsiswa PPL.
b.    Faktor Penghambat
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan praktek mengajar adalah kurangnya minat siswa untuk membaca materi pelajaran yang belum diajarkan untuk mendukung kegiatan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.










BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Kuliah Kerja Profesi (KKP) terintegrasi PPL bagi mahasiswa FKIP Unhalu merupakan sarana untuk mempersiapkan diri secara fungsional dan mandiri dalam menggeluti dunia pendidikan sehingga Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai persiapan pendahuluan untuk menghasilkan tenaga-tenaga pengajar yang fungsional.
2.    Dewan guru beserta staf tata usaha dan siswa-siswi RSBI SMA Negeri 4 Kendari memiliki kedisiplinan yang tinggi sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan lancar.
3.    Pada pembimbingan di kampus mahasiswa peserta Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai calon guru dibekali berbagai pengetahuan terutama perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah yang sesuai dengan kurikulum baru yaitu KTSP yang terintegrasi dengan nilai pendidikan anti korupsi.
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sumbangkan yaitu:
1.    Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang selanjutnya diharapkan kepada semua unsur  penyelenggara yang berkompetensi agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan menuju tercapainya tujuan pendidikan nasional.
2.    Agar semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat berpartisipasi lebih aktif  lagi, sehingga kualitas dari kegiatan ini dapat lebih ditingkatkan lagi terutama mata kuliah yang bersangkutan langsung dengan program ini kiranya dapat diajarkan lebih maksimal lagi.
3.    Untuk Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) selanjutnya diharapkan pada saat penempatan lokasi diumumkan kurang lebih 2 minggu sebelum pemberangkatan agar persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat lebih optimal.











RPP Bahasa Indonesia 2013 Kelas X

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Pertemuan 1 dan 2)

                                         Satuan Pendidikan    : SMAN 4 Kendari
                                         Kelas/Semester    : X/Genap
                                         Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
Topik                             : Prinsip Bahasa Indonesia
               Waktu        :  4 x 45  menit  

A.    Kompetensi Inti
1.    Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan memiliki sifat positif terhadap bahasa dan satra Indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.
3.    Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang bahasa dan sastra Indonesia serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang spesifik sesuai bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
4.    Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak untuk mengembangkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan menggunakan metode ilmiah.

B.    Kompetensi Dasar
3.1     Memahami prinsip Bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
4.1    Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.

C.    Indikator Pencapaian Kompetensi
1.    Menjelaskan prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
2.    Membedakan kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
3.    Membuat contoh kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
4.    Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.
5.    Melaporkan hasil suntingan di hadapan kelompok lain.
6.    Memberikan tanggapan terhadap hasil suntingan kelompok lain.




D.    Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi  kelompok tentang prinsip bahasa Indonesia diharapkan  siswa dapat:
1.    Menjelaskan prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
2.    Membedakan kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
3.    Membuat contoh kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
4.    Menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.
5.    Melaporkan hasil suntingan di hadapan kelompok lain.
6.    Memberikan tanggapan terhadap hasil suntingan kelompok lain.

E.    Materi pembelajaran
•    Prinsip bahasa Indonesia baku
•    Kaidah penyusunan kata
•    Kaidah penyusunan frasa
•    Kaidah penyusunan klausa
•    Kaidah penyusunan kalimat

F.    Pendekatan /Model /Metoda Pembelajaran
1.    Pendekatan pembelajaran : Scientific
2.    Metoda Pembelajaran : Diskusi/tanya jawab

G.    Kegiatan Pembelajaran
    Pertemuan ke-1
Kegiatan    Tahapan Pembelajaran    Alokasi Waktu
Pendahuluan    1.    Guru memberikan gambaran tentang pentingnya mengetahui prinsip bahasa baku Indonesia serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia
2.    Guru memberikan apersepsi untuk mengingatkan kembali dan mendorong rasa ingin tahu, berfikir kritis tentang: prinsip bahasa baku Indonesia serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia
3.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
    10 menit
Inti    Mengamati
•    Siswa membaca teks tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.




    70 menit
Kegiatan    Tahapan Pembelajaran    Alokasi Waktu
    Mempertanyakan
Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang:
•    Bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Mengeksplorasi
•    Siswa mencari dari berbagai sumber informasi tentang bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengasosiasikan
•    Siswa menyimpulkan tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
•    Siswa menyimpulkan hal-hal terpenting yang berhubungan dengan bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengkomunikasikan
•    Siswa menuliskan laporan kerja kelompok tentang prinsip bahasa Indonesia serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.  
Penutup    1.    Siswa diminta menyimpulkan tentang prinsip bahasa Indonesia serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
2.    Guru memberikan pekerjaan rumah prinsip bahasa Indonesia serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
3.    Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan untuk selalu belajar dan tetap semangat.
    10 menit

    Pertemuan ke-2
Kegiatan    Tahapan Pembelajaran    Alokasi Waktu
Pendahuluan    1.    Guru memberikan gambaran tentang pentingnya menyunting
2.    Guru memberikan apersepsi untuk mengingatkan kembali dan mendorong rasa ingin tahu, berfikir kritis tentang: menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
3.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


    10 menit
Kegiatan    Tahapan Pembelajaran    Alokasi Waktu
Inti    Pertemuan ke-2
Mengamati
•    Siswa mencermati uraian yang berkaitan dengan  konsep dasar bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Mempertanyakan
Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang:
•    Cara menyunting yang baik

Mengeksplorasi
•    Siswa mendiskusikan tentang prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengasosiasikan
•    Siswa mengevaluasi hasil analisis bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.

Mengkomunikasikan
•    Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan.    70 menit
Penutup    1.    Siswa diminta menyimpulkan tentang hasil menyunting yang baik
2.    Guru memberikan pekerjaan rumah menyunting kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
3.    Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan untuk selalu belajar dan tetap semangat.
    10 menit

H.    Alat / Media / Sumber Pembelajaran
1.    Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X (peminatan)
2.    Buku referensi lain yang menunjang materi prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
3.    Lembar Kerja siswa
4.    Lembar penilaian

I.    Penilaian Hasil Belajar
1.    Teknik Penilaian     : Pengamatan, tes tertulis
2.    Prosedur Penilaian  :
No    Aspek yang dinilai    Teknik Penilaian    Waktu Penilaian
1.    Sikap
a.    Terlibat aktif dalam pembelajaran
b.    Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
c.     Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur, disiplin, tanggung jawab, dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan ber-argumentasi secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan    Pengamatan    Selama pembelajaran dan saat diskusi dan observasi, LKS
2.    Pengetahuan
•    Kemampuan dalam memahami dan menerapkan  prinsip bahasa Indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa Indonesia.
•    Menyunting penulisan kata, frasa, klausa, dan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia bakuyang ditulis oleh temannya  
Pengamatan dan tes tertulis  
•    Selama proses diskusi kelompok dengan lembar pengamatan
•    Presentasi hasil diskusi
3.
    Keterampilan
a.    Membacakan laporan kelompok di depan kelas
b.    Memberikan tanggapan pada hasil kerja kelompok yang lain.  
Pengamatan   
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
                     Mengetahui:                    Kendari, ….   Agustus 2013
Kepala SMAN 4 Kendari,                Guru Mapel Bahasa Indonesia



                       Drs. Tryanto M.S., M.Pd                Sahirudin
                       NIP  196011041983031011            NIP

Kamis, 10 Januari 2013


 Cerita rakyat Desa Konde Kecamatan buton utara                                         

{ BATU KAPALA }

                 Pada  zaman  dahulu  kala,  ada  sebuah  kejadian  yang  nyata  tepatnya  di  desa kami  kejadian ini  menceritakan  tentang  ,kapal yang berubah menjadi sebuah batu,  yang  sekarang masi  berdiri  kokoh.

                  Konon  katanya  cerita  ini  berawal  dari  sebuah  kisa   se orang  pemuda  yang  ber nama   lakea   kea  kambarani.  Ia  pemuda  paling  kaya  di  kampungnya  dan  juga  ia  selalu bersikap  baik  kepada  siapapu, Yang  hendaknya  mau  pergi  merantau  kenegri  seberang  untuk  melengkapi  mahar  yang  di  berikan  oleh  orang  tua  sang  kekasihnya,  karena  mahar  yang  di  berikan  kepada   lakea  kea  kambarani  ialah  mendirikan  rumah  yang  beralatkan  emas  keseluruhan  dan   ada  satu  kekurangan  dalam  maharnya   tersebut

                 Dan  ia  akan  pergi  merantau  untuk  melengkapi  persaratan  tersebut,  dan  sebelum pergi   ia  menyempatkan   diri  menenui  kekasihnya  yang   bernama  wa   oke   untuk  meminta  izin   kepadanya   meski  berat  sang  kekasi  pun  harus  merelakan   kepergiannya  dia  hanya berpesan  jagalah  dirimu  selama  di  peratauan  sambil  meneteskan  air  matanya,  ia   juga berpesan  kepada   kekasinya  sabarlah  engkau   menanti  diriku   selama   dua  tahun ,  setelah saya   kembali  merantau  kita   akan  menikah   setiba  hari  kepergianya  semua   masyarakat  ber bondong – bondong   untuk   menggantarnya,   dan  Ia  naik  kekapalnya   untuk  segara belayar  sambil  memegang    sebuah   telur   berkulit   emas   dan   gendang   tuah   yang bekulit   emas   peningalan   ayahnya.

                      Setelah  dua  tahun  kemudian   lakea-kea  kambarani  pulang   semasi  di pejalanan ,  ia  mendapatkan  badai  yang  luar  biasa,  anggin  topan,  ombak  besar.  dan  kapal tersebut   tenggelam.   Setelah  sang  kekasinya    berita  tersebut  melalu telur yang berkulit emas,  ia  sedih  dan  kekasinya tersebut   tetap  sabar   menunggu  kekasi  pulang  selama  satu  minggu.  Setelah  satu  minggu  kemudian  masyarakat  berbondong- bondong   mencarinya  tetapi  yang  ditemukan  hanyalah kapalnya,  tetapi   masyarakat   tetap  memandangi  kapal  tidak  lamah  kemudian  masyarakat pun   kaget  melihat  kapal  tersebut  menjadi  sebuah  batu.  

                        Tidak  lamah  kemudian   terdamparlah  ikan  sebesar   kapal  tersebut  jelmahan dari  lakea-kea  kambarani  tetapi  masyarakat  tersebut  tidak  mengetahui,  mereka  langsung memotong  ikan  tersebut  lalu  di  bagikan  kepada  seluruh  masyarakat,  setelah  malam tejadilah   yang  tidak  diduga-duga  yaitu  gelap  selamah  tujuh  hari  tujuh  malam,masyarakat mulai panik dengan kejadian yang terjadi, mereka suda mulai menyadari bahwa ikan yang mereka potong adalah  jelmahan dari lakea-kea kambarani.

                      Agar menormarkan waktu seperti semulah orang tua dulu mengadakan sesajen di tempat terdamparnya ikan tersebut, Alhamdulillah setelah mengadakan persembahan itu , waktu kembali seperti semulah.

 

Minggu, 08 Juli 2012

Pendidikan dan Estetik dalam Budaya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya bangsa.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral,norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Tak dapat disangkal, jika kesenian merupakan kebutuhan dasar manusia secara kodrati dan unsur pokok dalam pembangunan manusia Indonesia serta tidak bisa dipisahkan dari pendidikan dan budaya. Tanpa kesenian, manusia akan menjadi kehilangan jati diri dan akal sehat. Sebab, kebutuhan manusia itu bukan hanya melangsungkan hajat hidup semata, tetapi juga harus mengedepankan nilai-nilai etika dan estetika. Untuk wujudkan manusia dewasa yang sadar akan arti pentingnya manusia berbudaya, obat penawar itu barangkali adalah kesenian.
Unsur penciptaan manusia sebagai proses adalah konteks budaya. Dalam hal ini, apa yang diimpikan Konosuke Matsushita dalam bukunya Pikiran Tentang Manusia menjadi dasar pijakan kita, jika ingin menjadi manusia seutuhnya. Sebab, pada dasarnya manusia membawa kebahagiaan dan mengajarkan pergaulan yang baik dan jika perlu memaafkan sesamanya. Karena, dari sinilah dapat berkembang kesenian, kesusastraan, musik dan nilai-nilai moral. Sehingga, pikiran manusia menjadi cerah dan jiwanya menjadi kaya.
Bertalian dengan konteks itu, Soeparmo dalam ceramahnya di depan pengurus daerah juga mengatakan hal yang sama. Artinya, jika manusia sudah tidak mampu menjalankan tugas kreativitasnya, maka manusia itu menjadi mandek dan mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan dan nilai estetika dalam konsep budaya usangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan dan estetika yang berada dalam konsep budaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik suatu perumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan dan estetika yang berada dalam konsep budaya?”
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah “untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan dan estetika yang berada dalam konsep budaya.”
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pengajaran bahasa baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kajian budaya.
b. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kajian orientasi budaya pada pendidikan dan estetika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat umum dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan.
b. Bagi penulis; sebagai khasanah untuk menambah ilmu pengetahuan dan sumber informasi sebagai dasar untuk penulisan selanjutnya sesuai dengan kajian penulisan ini.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Nilai Budaya
Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sudah dirumuskan oleh beberapa ahli seperti:
• Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi  yang  hidup  dalam  alam  fikiran  sebahagian  besar  warga  masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara-cara, alat-alat, dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia.
• Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
• Sumaatmadja dalam Marpaung
Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada perkembangan,  pengembangan,  penerapan  budaya  dalam  kehidupan,  berkembang pula nilai-nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai nilai budaya.
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap individu dalam melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai – nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai-nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain-lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
2.2 Sistem Nilai
Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai ………. sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan perbuatan yang tersedia. Orientasi nilai budaya adalah ……. Konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antar orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang dominan yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan 6 masalah pokok kehidupan.
2.3 Orientasi Nilai Budaya pada Pendidikan dan Estetik
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya.
Secara fungsional  sistem  nilai  ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai-nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan  sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa system nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah-olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai  variasi  yang  berbeda-beda.  Seperti  masalah  pertama, yaitu  mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana, dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapatmenambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan  seperti ini sangat mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep-konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang  mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing-masing individu.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing-masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi  antara  kedua  pola  yang  ekstrim  itu  yang  dapat  disebut  sebagai  pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia
Masalah Dasar Dalam Hidup Orientasi Nilai Budaya
 Konservatif Transisi  Progresif
Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
Hakekat Kerja/karya Kelangsungan hidup Kedudukan dan kehormatan / prestise Mempertinggi prestise
Hubungan Manusia Dengan Waktu Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa kini Orientasi ke masa depan
Hubungan Manusia Dengan Alam Tunduk kepada alam Selaras dengan alam Menguasai alam
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya Vertikal Horizontal/ kolekial Individual/mandiri
*) Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda-beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik-titik kelemahan dari kebudayaan Indonesia yang menghambat pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku-suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok-kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
Carut marut kehidupan saat ini, semakin tumpang tindih. Persoalan bangsa menjadi bara api yang sulit untuk dipadamkan. Kondisi sosial yang tidak lagi bersahabat, menjadikan manusia makin kehilangan jati dirinya. Bahkan berbagai ramalan menatap masa depan bangsa, hanya berisi pesimistis dan sinis. Jika kearifan yang dimiliki manusia semakin sempit dan terbatas, barangkali kegelisahan sebagai anak bangsa semakin beralasan.
Potret sosial yang kini menjadi skenario massal masih menjadi tekanan dalam konteks berpolitik. Akibatnya, pertarungan yang tidak pernah akan menyelesaikan masalah terus berjalan tanpa ada ”rem” nya. Dan itu dapat kita lihat secara kasat mata, pertunjukan ”dagelan” yang hanya untuk memuaskan nafsu kekuasaan dan ingin menunjukkan kekuatan dalam menggalang massa.
Padahal, tugas sebagai manusia yang berbudaya senantiasa mengulurkan cinta kasih, perdamaian dan menjaga harmoni kehidupan. Tetapi, kenyataannya sikap dan perilaku dalam potret masa kini, nilai-nilai etika, norma-norma sosial, dan hukum moral menjadi ”haram” untuk dijadikan landasan berpikir yang sehat. Bahkan, upaya untuk berani membohongi diri sendiri, adalah ciri-ciri lenturnya nilai-nilai budaya.
Dimensi sosial semacam ini, Indonesia di mata dunia semakin menjadi bahan lelucon. Apalagi yang harus dijadikan komoditi bangsa dari berbagai aspek kehidupan.
Sedangkan nilai pendidikan yang ada dalam budaya itu adalah:
1. Nilai Religius yaitu Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Nilai Jujur yaitu Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Nilai Toleransi yaitu Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin yaitu Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Nilai Kerja yaitu Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Nilai Mandiri yaitu Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
7. Nilai Demokratis yaitu Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
8. Nilai Rasa Ingin Tahu yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
9. Nilai Semangat Kebangsaan yaitu Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
10. Nilai Cinta Tanah Air yaitu Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
11. Nilai Menghargai Prestasi yaitu Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
12. Nilai Bersahabat/Komuniktif yaitu Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
13. Nilai Cinta Damai yaitu Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
14. Gemar Membaca yaitu Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
15. Nilai Peduli Lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
16. Nilai Peduli Sosial yaitu Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
17. Nilai Tanggung-jawab yaitu Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.









BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat kami ambil, antara lain
1. Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
2. Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
3. Orientasi atau focus dari nilai budaya adalah untuk membahas estetika dan pendidikan yaitu Nilai Religius,Nilai Jujur, Nilai Toleransi, Disiplin, Nilai Kerja, Nilai Mandiri, Nilai Demokratis, Nilai Rasa Ingin Tahu, Nilai Semangat Kebangsaan, Nilai Cinta Tanah Air, Nilai Menghargai Prestasi, Nilai Bersahabat/Komuniktif, Nilai Cinta Damai, Gemar membaca, Nilai Peduli Lingkungan, dan Nilai Tanggung-jawab serta nilai-nilai etika, norma-norma sosial, dan hukum moral.
3.2 Saran

1. Nilai-nilai budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama nilai pendidikan dan estetik.
2. Penulisan hanya fokus pada nilai pendidikan dan estetika seharusnya dikaji juga konsep budaya yang mempunyai pengaruh dalam bidang hidup yang lain.


DAFTAR PUSTAKA
http://ferdyngeblog.blogspot.com/2010/05/makna-pendidikan-dalam menjunjung.html, diakses tanggal 8 juli 2012 pukul 09.30

Minggu, 17 Juni 2012

UAS SD Negeri 15 Bonegunu

  UAS SD Negeri 15 Bonegunu
  Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
  Tahun Pelajaran : 2011/ 2012
  Waktu   :
Pentunjuk Soal:
1. Jumlah soal terdiri atas 50 butir pilihan ganda.
2. Bacalah soal dengan cermat tanpa terburu-buru.
3. Kerjakanlah soal-soal yang kamu anggap lebih mudah!
4. Tanyakan pada pengawas kalau ada soal yang kurang jelas!
5. Gunakan pulpen/ ballpoint yang berwarna hitam.
Berilah Tanda Silang (X) Pada Huruf A, B, C Atau D di Depan Jawaban yang Paling Tepat!
1. Daerah kabupaten dipimpin oleh …..
a. Gubernur     c. Camat
b. Walikota      d. Bupati
2. Berikut ini yang merupakan penampakan alam adalah …..
a. Rumah     c. Sawah
b. Laut      d. Bendungan
3. Ibukota Kabupaten Buton Utara adalah …..
a. Ereke  c. Kendari
b. Buranga  d. Baubau
4. Di Indonesia, semua kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Hal ini diatur dalam UUD 1945 Bab IV Pasal …..
a. 33 ayat 1     c. 34 ayat 1
b. 33 ayat 3     d. 34 ayat 3
5. Suku bangsa Minahasa berasal dari pulau …..
a. Sumatra      c. Sulawesi
b. Madura     d. Kalimantan
6. Pada tahun 1527, Pasukan Demak menyerang Tentara Portugis di Sunda Kelapa. Pada saat itu pasukan Demak dipimpin oleh …..
a. Pangeran Diponegoro    c. Fatahillah
b. Sultan Agung     d. Sultan Ageng Tirtayasa
7. Yang merupakan pahlawan Proklamator Indonesia adalah ….
a. Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Musa
b. Ir. Soekarno dan Drs. Muhamad Hatta
c. Ir. Soetardjo dan Drs. Muhammad Haiti
d. Ir. Sukandar dan Drs. Muhamad Hatta
8. Pedagang beras membeli barang-barang dari para petani lalu menjual ke masyarakat lainnya. Yang dilakukan pedagang beras termasuk kegiatan ekonomi jenis …..
a. Produksi     c. Distribusi
b. Menghasilkan     d. Konsumsi
9. Hari Koperasi diperingati setiap tanggal ….
a. 1 Juni      c. 13 Juli
b. 14 Juni     d.12 Juli
10. Pada zaman dahulu sudah ada bermacam-macam alat komunikasi. Salah satu contohnya  adalah …..
a. Internet     c. Kentongan
b. Satelit      d. Pesawat
11. Pendiri Kerajaan Majapahit adalah …..
a. Raden Wijaya     c. Ken Arok
b. Gajah Mada     d. Arya Kamandanu
12. Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam adalah …..
a. Sultan Zainal Abidin    c. Sultan Hasanuddin
b. Sultan Alaudin    d. Sultan Karaeng Matoaya
 13. Jika di Bali pukul 07.30, maka di Kendari pukul    …..
a. 08.30      c. 06.30
 b.   09.30                              d.07.30      
 14. Istilah kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddaya”  yang berarti……
       a.  Kesenian c. akal budi     
       b.  Sopan santun d. kebiasaan
15. perusahaan yang modalnya didapat dari penjualan saham disebut….. 
      a. firma                      c. koperasi
       b. PT  d. perusahaan daerah
16. J.P Coen mengganti nama Jayakarta menjadi…..
       a. Batavia c.sunda kelapa
       b. Jakarta d. Jakarta raya
17. ketua BPUPKI adalah ……
         a. ir. Soekarno c.Achmad Soebardjo   
         b. Moh. Hatta d. Radjiman Widoyodiningrat
18. Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah kepada sekutu dan mendesak Soekarno- Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah…..
         a. Chaerul Soleh c. Sutan Syahrir
         b. Sayatu Malik d.wikana
19. pemimpin pasukan sekutu yang tewas dalam peristwa 30  okteber 1945 di Surabaya adalah……
         a.kolenel Huiyer c.Brigjen callaby
         b.Brigjen Bethel d.BrigjenT.E.D.Kelly
20. Tanggal 10 November di peringati sebagai hari pahlawan karena terjadi pertempuran di kota…..
  a.Bandung c. Yogyakarta
  b. surabaya                                                              d. Jakarta
21. pemimpin rakyat Maluku melawan Belanda adalah……
  a. Imam Bonjol c. kapten Patimura
  b. Pangeran di Ponegoro d. Sultan Hasanudin
22. Komandan resimen Banyumas yang gugur dalam pertempuran Ambarawa adalah….
  a. Letkol M. Sabiri c. kol. Sudirman
  b. letkol. Isdiman d. Sastrodiharjo
23. untuk membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda PBB membentuk KTN yang terdiri atas…….
  a. Australia, Belgia, dan Swedia
  b. Australia, Belgia, dan Amerika serikat
  c. Amerika serikat, Swedia, dan Belgia
  d. Australia, Belgia, dan Amerika serikat
24. sebelum ditangkap, presiden Soekarno membentuk pemerintah darurat republik Indonesia dengan ibu kota……
  a. Bukittinngi c. Jakarta
  b. Medan d. Yogyakarta
25. KMB (Konfrensi Meja Bundar) di adakan di….
  a. Jakarta c.Amsterdam
  b. Denhaag d. New York
26. Hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi adalah sebagai berikut, kecuali…
  a. memtikan alat elektronik c. tidak panic
  b. Berlindung di bawah meja d. Pergi ke gedung bertingkat
27. Salah satu karakteristik globalisasi adalah……
  a.cepat dan tepat c. hemat dan praktis
  b. tepat dan hemat d. cepat dan praktis
28. Pengaruh negatif dari globalisasi adalah…..
  a. informasi lebih cepat c. teknologi lebih modern
  b. komunikasi ebih mudah d. budaya dan pergaulan lebih bebas
29. PT Freeport di Papua (Irian) adalah milik perusahaan……
  a. Pribumi c. perorangan
  b. Asing d. kelompok
30. Organisasi internasional yang melakukan kegiatan dalam bentuk kemanusiaan dan kesejahteraan anak adalah…...
  a. UNESCO c. OPEC
  b. ILO d. UNICEF      
31. Indonesia ikut berpartisipasi (menjadi anggota) dalam organisasi berikut ini, kecuali…..
  a.PBB c.APEC
  b.ASEAN d.OPEC
32. Bapak Ali menawarkan dan menjual hasil usahanya berupa jambu mete ke India. Artinya Bapak Ali melakukan kegiatan…..
  a. ekspor c.barter
  b.impor d.valas
33. Ketika ingin berwisata ke Wakatobi, kamu berangkat dari desa konde menyebrangi laut….
  a. Wakansoro c. Banda
  b. Wanci d. Buton
34. Berikut ini merupakan pahlawan yang gugur pada peristiwa G/ 30 SPKI, kecuali…..
  a. Jendral Ahmad Yani c. Mayjen Soeprapto
  b. Jendral Soedirman d. Brigjen D.I Pandjaitan
35.Pulau Komodo terdapat di Provinsi…….
  a. Nusa Tenggara Timur c.Bali
  b. Nusa Tenggara Barat d. Jawa Timur
36.Salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Negara Italia adalah….
  a. Menara pisa c. Pyramida
  b. Menara Eiffel d. Tajmahal
37. Salah satu Kota di Inggris yang dilalui bujur 0 derajat adalah……..
  a.London c. Chelsea
  b. Liverpool d. Greenwich
38. Kemerdekaan Indonesia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan….
  a.pemenuhan janji jepang
  b.pemberian bangsa Belanda    
  c. Hasil perjuangan bangsa Indonesia
  d. Hadia yang di berikan sekutu kepada Indonesia
39. Secara astronomi wilayah Indonesia berada di garis katulistiwa yang terletak antara….
  a. 6 LU-11 LS dan antara 95 BT- 141 BT
  b. 9 LU- 11 LS dan antara 95 BT-142 BT
  c. 6 LU- 13 LS dan antara 98 BT- 141BT
  d. 6LU-16 LS dan antara 96 BT – 141 BT
40. perbandingan luas wilayah daratan dan lautan di Indonesia adalah….
  a. 2: 1 c. 3: 2
  b. 3: 1 d. 2: 3
41. Ibu kota Negara Malaysia adalah…….
  a. Kuala Lumpur c. Vientiane
  b. Phon Penh d. Manila
42. Berikut ini merupakan sumber daya alam yang di ekspor Brunei Darussalam adalah…..
  a.Produk-produk mesin c. Beras dan gula
  b. Barang elektronik d. Gas alam
43. sungai terpanjang di dunia adalah……
  a. India c. Mesir
  b. Jepang d. China
44. Saudi Arabia terletak di Benua Asia bagian….
  a. utara c. barat
  b. selatan d. timur
45. Yang dimaksud dengan kawasan Balkan adalah Negara eropa yang sebagian…..
  a. eropa timur dan eropa selatan c. eropa barat dan eropa selatan
  b.eropa timur dan eropa barat d. eropa utara dan eropa timur
46. Gejala alam yang sering muncul di Indonesia adalah sebagai berikut, kecuali…..
  a.tanah longsor c. badai salju
  b. banjir d. gempa bumi
47. Negara tetangga yang berisiko tinggi terhadap gempa bumi dan gunung meletus adalah…
  a.singapura c.Malaysia
  b. Jepang d. Thailand
48. Berikut ini adalah daerah di Indonesia yang pernah mengalami bencana tsunami adalah…
  a. aceh dan padang c. padang dan Yogyakarta
  b. aceh dan mentawai d. mentawai dan Yogyakarta
49.Bencana alam yang di sebabkan oleh factor yang bersumber dari cuaca di namakan…
  a. bencana alam geologis c. bencana alam buatan
  b. bencana alam klimatologis d.bencana alam ekstrateristial
50. Salah satu gejala awal banjir adalah……
  a. curah hujan yang tinggi c. timbul longsor
  b. timbul keretakan d. naiknya suhu air   

      .


soal ips kelas 6 sd

1. Secara astronomi wilayah Indonesia berada di garis khatulistiwa yang terletak antara…
a. 6º LU sampai 11º LS dan antara 95º BT sampai 141º BT
b. 9º LU sampai 11º LS dan antara 95º BT sampai 142º BT
c. 6º LU sampai 13º LS dan antara 98º BT sampai 141º BT
d. 6º LU sampai 16º LS dan antara 96º BT sampai 141º BT
2. Perbandingan luas wilayah daratan dan lautan di Indonesia adalah…
a. 2 : 1     c. 3 : 2
b. 3 : 1     d. 2 : 3
3. Ibu kota  Negara Malaysia adalah….
a. Kuala Lumpur    c. Vientiane
b. Phon Penh     d. Manila
4.  Berikut ini merupakan hasil sumber daya alam yang diekspor Brunei Darussalam adalah…
a. Produk-produk mesin   c. Beras dan gula
b. Barang  elektronik   d. Gas alam
5. Sungai terpanjang di dunia terletak di Negara…
a. India     c. Mesir
b. Jepang     d. China
6. Saudi Arabia terletak di Benua Asia bagian…
a. Utara     c. Barat
b. Selatan     d. Timur
7. Yang dimaksud dengan kawasan Balkan adalah Negara eropa yang sebagian…
a. Eropa Timur dan Eropa Selatan c. Eropa Barat dan Eropa Selatan
b. Eropa Timur dan Eropa Barat  d. Eropa Utara dan Eropa Timur
8. Gejala alam yang sering muncul di Indonesia sebagai berikut, kecuali….
a. Tanah longsor    c. Badai Salju
b. Banjir     d. Gempa bumi
9. Negara tetangga yang bersiko tinggi terhadap bahaya gempa bumi dan gunung meletus adalah….
a. Singapura    c. Malaysia
b. Jepang     d. Thailand
10. Berikut ini adalah daerah di Indonesia yang pernah mengalami bencana tsunami adalah…
a. Aceh dan Padang  c. Padang dan Yogyakarta
b. Aceh dan Mentawai  d. Mentawai dan Yogyakarta
11. Bencana alam yang disebabkan oleh faktor yang bersumber dari cuaca dinamakan…..
a. Bencana alam geologis  c. Bencana alam buatan
b. Bencana alam klimatologis  d. Bencana alam ekstraterestrial
12. Salah satu gejala awal banjir adalah…..
a. Curah hujan yang tinggi  c. Timbul longsor
b. Timbul keretakan  d. Naiknya suhu air

Sabtu, 02 Juni 2012

RPP UJIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika VII-2 Kendari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/I 

STANDAR KOMPETENSI
 Menulis: menggungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola deduktif dan induktif.

KOMPETENSI DASAR
 Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif

INDIKATOR
Kognitif
  • proses
Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf

Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama Menemukan paragraf induktif dan deduktif

  • Produk
Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf

Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama Menentukan paragraf induktif dan deduktif

Psikomotor

Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif Afektif

Karakter
  • tanggung jawab
  • kritis
  • disiplin
  • Keterampilan sosial
  • Berbahasa santun dan komunikatif Partisipasi dalam (kerja sama)
  • kelompok Membantu teman yang mengalami kesulitan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kognitif

  • Proses
Setelah membaca dan memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring,
siswa secara berkelompok diharapkan dapat

  1. Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
  2. Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
  3. Menemukan paragraf induktif dan deduktif
  • Produk
Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat

  1. Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
  2. Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
  3. Menentukan paragraf induktif dan deduktif
  • Psikomotor
Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif

  • Afektif
  1. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap tanggung jawab kritis disiplin

   2. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan
  • kecakapan sosial yang meliputi Berbahasa santun dan komunikatif Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
  • Membantu teman yang mengalami kesulitan
MATERI PEMBELAJARAN
  • Paragraf yang berpola deduktif dan induktif Kalimat utama dan kalimat penjelas
  • Perbedaan deduktif dan induktif
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
  • Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe STAD
  • Metode: tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja
BAHAN DAN MEDIA
  • Wacana tulis (artikel)
  • LKS
  • Kertas HVS
ALAT
  • Spidol

Format evaluasi Pedoman penilaian dan penskoran
SKENARIO PEMBELAJARAN
No.kegiatanPenilaianPengamat
1
2
3
4

PERTEMUAN I (80 menit)
A. 1. Kegiatan Awal (15):
  • Tahap 1 (5 menit): Pemancingan dengan mula-mula menanyakan kesiapan belajar siswa, lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang paragraf.
  • Tahap 2 (10 menit): Pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya, kemudian diakhiri dengan penegasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada pertemuan itu.\
B. 1. Kegiatan Inti (55 menit):
  • (55 menit): guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian memberikan pemahaman kepada siswa mengenai paragraf deduktif dan induktif, serta perbedaan antara kalimat   utama dan kalimat penjelas
C. 1. Kegiatan Akhir (10 menit)
  • Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan;
  • Siswa diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
  • Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel di media masa yang akan mereka identifikasi paragraf deduktif dan induktif
SUMBER PEMBELAJARAN
  • Wacana tulis Materi Essensial MGMP Sekolah
  • Lembar Pegangan Guru LKS 1 ; LKS 2 LP 1 ; LP 2
  • Silabus
EVALUASI DAN PENILAIAN

  1. Evaluasi Evaluasi Proses: dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta (siswa) dalam menggarap tugas, diskusi, kegiatan tanya jawab, dan dialog informal. Evaluasi Hasil: dilakukan berdasarkan analisis hasil pengerjaan tugas dan pengerjaan tes, dan pengamatan unjuk keterampilan (performance)
  2. Penilaian
  • Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1, LKS 2 dan LP 2, , LP 4, LP 5 Tugas Individu: menggunakan LKS 3 ; LP 3
  • Bentuk Instrumen Penilaian: Uraian bebas Jawaban singkat Pilihan ganda
LEMBAR PEGANGAN GURU (LPG)

Pengertian Paragraf Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping“) adalah Unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas atau gagasan penjelas. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Syarat sebuah paragraf di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni : Kalimat utama Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Kalimat Penjelas Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf. 2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini terbagi atas 4 yakni : Paragraf Deduktif Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus. Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf. Paragraf Induktif Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Paragraf Tersebar Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, yudi (dkk). 2007.
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan




LEMBAR PENILAIAN LP 1 : KOGNITIF PROSES Pedoman Penskoran LKS 1
No.KomponenDeskriptor SkorBobotSkor XCatatan
1.
Menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf
a.Dapat menemukan kalimat utama dan    kalimat penjelas pada semua paragraf
b.Hanya dapat menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas pada beberapa paragraf . c.Tidak dapat menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf.
2

 1

0
5
2.


Menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif
a.Dapat menemukan paragraf yang berpola   deduktif dan induktif pada semua paragraf
b.Hanya dapat menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif pada beberapa paragraf .
c.Tidak dapat menemukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif pada semua paragraph
2



 1


0
5
Jumlah
Catatan : 0 = Sangat kurang 1 = kurang 2 = baik
Cara Pemberian Nilai
Rumus : nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum) X 100

 LP 2 : KOGNITIF PRODUK
Pedoman Penskoran LKS 2
No.KomponenDeskriptor SkorBobotSkor XCatatan
1.
Menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragrafa.Dapat menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas pada semua paragraf
b.Hanya dapat menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas pada beberapa paragraf . c.Tidak dapat menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf.
2

1

 0
5
2.Menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktifa.Dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif pada semua paragraf b.Hanya dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif pada beberapa paragraf .
c.Tidak dapat menentukan paragraf yang berpola deduktif dan induktif pada semua paragraf
2


1


 0
5
Jumlah
Catatan : 0 = Sangat kurang 1 = kurang 2 = baik
Cara Pemberian Nilai Rumus : nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum) X 100

LP 3 = Psikomotor
Pedoman Penskoran LKS 3
No.KomponenDeskriptor SkorBobotSkor XCatatan
1.Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktifa.Dapat dengan sangat jelas dengan bahasa yang efektif dan santun.
b.Dapat menjelaskan, namun dengan terbata-bata.
c.Tidak dapat menjelaskan apa-apa.
3

2

 0
5
Jumlah
Catatan : 0 = Sangat kurang 2 = cukup baik 3 = baik
Cara Pemberian Nilai
Rumus : nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum) X 100

LP 4 = Afektif : Perilaku Berkarakter
Petunjuk : Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
 A = sangat baik
B = memuaskan
C = Cukup baik
D = kurang baik
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
No.Rincian tugas kinerjaNilai
1
2
3
Tanggung jawab
Kritis
 Disiplin
(D) Memerlukan perbaikan
(C) Menunjukkan kemajuan
(B) Memuaskan
(A) Sangat baik

Hari/Tanggal :
Guru/Pengamat


(…………………..)

LP 5 = Afektif : Perilaku Keterampilan Sosial
Petunjuk : Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik
B = memuaskan
C = Cukup baik
D = kurang baik

Format Pengamatan Keterampilan Sosial
No.Rincian tugas kinerjaNilai
1
2
3
Berbahasa santun dan komunikatif
Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
Membantu teman yang kesulitan
(D) Memerlukan perbaikan
(C) Menunjukkan kemajuan
(B) Memuaskan
 (A) Sangat baik

Hari/Tanggal :
Guru/Pengamat


(…………………..)

MEDIA PEMBELAJARAN

Bacalah Kutipan Artikel Berikut!

Efek Rumah Kaca Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika mengenai permukaan bumi, energi berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagi radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya panas akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsenterasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala mahkluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15˚C (59˚F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33˚C (59˚F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18˚C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akibatnya jumlah gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya. Kenaikan suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan.misalnya naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perbedaan politik dan publik di dunia mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut. Sebagian besar Negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca

Kendari, Desember 2011
Guru Pamong                                                                      Mahasiswa KKP


HARLINA, S.Pd                                                                Sahirudin                      
NIP 197605292007012012                                               A1D1 09 109

Mengetahui,
Kepala SMA Kartika VII-2 Kendari



Drs. H. NP. DAHLAN